Gambar diambil di google.com |
A.
Definisi budaya organisasi
1.
Definisi Kata Budaya Secara Etimologis
Menurut
kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa sansekerta, bodhya yang
berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris
Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari
bahasa Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti mengerjakan tanah,
mengolah tanah atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak.
2.
Definisi Kata Budaya Secara Terminologis
Budaya
adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan
adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai
suatu perilaku yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, konvergen.
3.
Definisi Kata Organisasi Secara
Etimologis
Tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan
dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang sama.
4.
Definisi Kata Organisasi Secara
Terminologis
Organisasi
adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat
satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu
pekerjaan. Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan
pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring
dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat
pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi
secara keseluruhan. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya
organisasi menurut beberapa ahli :
Robbins
menyatakan organizational culture refers to a system of shared meaning held by
members that distinguishes the organization from other organizations. This
system of shared meaning is, on closer analysis, a set of key characteristich
that the organization value.
Lebih
lanjut Robbins yang mengemukakan bahwa: “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai
dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja
karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola
karyawan dan konsumen”.
Kreitner
dan Kinicki mendefinisikan bahwa : “Budaya organisasi adalah perekat organisasi
yang mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan
simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai”.
Wood,
Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn
mendefinisikan budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai
yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota
organisasi itu sendiri.
Tosi,
Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar berpendapat bahwa budaya
organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi.
Menurut
Schein budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk
bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi
dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus
diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang
benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.
Menurut Cushway
dan Lodge budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan
mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para karyawan berperilaku. Dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi dalam penelitian ini
adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi, yang
kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para anggota
organisasi.
B.
Tipe-tipe budaya organisasi
Jenis-jenis budaya organisasi dapat ditentukan
berdasarkan proses informasi dantujuannya.
1. Berdasarkan
proses Informasi
Robert E. Quinn dan Michael R. McGrath (dalam buku
Moh. Pabundu Tika) membagi budaya organisasi berdasarkan proses informasi
sebagai berikut:
a.
Budaya rasional
Dalam
budaya ini, proses informasi individual (klarifikasi sasaran pertimbanganlogika,
perangkat pengarahan) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kinerja
yangditunjukkan (efisiensi, produktivitas, dan keuntungan atau dampak).
b.
Budaya ideologis
Dalam
budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang dalam,pendapat
dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan revitalisasi (dukungandari
luar, perolehan sumber daya dan pertumbuhan).
c.
Budaya konsensus
Dalam
budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi, dan consensus)
diasumsikan untuk menjadi sarana bagi tujuan kohesi (iklim, moral, dan kerja
samakelompok).
d.
Budaya hierarkis
Dalam
budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi, komputasi,
danevaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan kesinambungan (stabilitas,
control,dan koordinasi).
2. Berdasarkan
Tujuannya
Talizuduhu Ndraha membagi budaya organisasi
berdasarkan tujuannya, yaitu:
a.
Budaya organisasi perusahaan
b.
Budaya organisasi publik
c.
Budaya organisasi sosial
C. Penerapan
prinsip-prinsip psikologi dalam budaya organisasi
Budaya merupakan alat perekat sosial dan menghasilkan kedekatan,
sehingga dapat memperkecil diferensiasi dalam sebuah organisasi. Budaya
organisasi juga memberikan makna bersama sebagai dasar dalam berkomunikasi dan
memberikan rasa saling pengertian. Jika fungsi budaya ini tidak dilakukan
dengan baik, maka budaya secara signifikan dapat mengurangi efisiensi
organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar