Asap membumbung tinggi..
Dari mulut seorang pemuda
Dalam sebuah situasi Riuh yang ramai
Matanya nampak melihat langit
Seakan memandang suatu objek yang indah
Matanya ditemani asap..
Membuat seakan ada kabut yang membatasi pandangannya
Tapi tak merubah pandangannya dan tak berpaling dari langit..
Waktu terus berjalan..
Namun pemuda itu tampak asik dengan pandangan matanya
Masih dengan posisi sama.. dia terus menatap kearah langit
entah apa yang membuat pemuda itu seakan terhipnotis
Perlahan rintik hujan mulai turun dari langit
Dan rintik hujan pun mulai berubah menjadi air hujan yang deras
Dengan kilatan-kilatan cahaya yang khas
Pemuda itu terhentak dari pandangannya ketika langit bercahaya oleh kilatan petir
Petir yang menggelegar dilangit telah berulang kali terulang
hingga hujan pun perlahan reda.. dan cahaya keluar dari sela-sela gumpalan awan
dan langit kembali cerah dengan burung-burung yang berterbangan
Sedikit kisah dari langit telah membuat pemuda itu sadar
Bahwa takdirlah yang membuat jalannya sendiri..
Dan tak seorangpun tau apa yang akan terjadi selanjutnya..
Zona Bisnis
▼
Selasa, 29 April 2014
Bulan Yang Berbeda
Ku lihat..
bulan bagai sebuah dialog dalam komik
Bentuk bulatan tak sempurna
Dibagian sisinya bersudut tajam..
Dan didalamnya terdapat untaian kata
Dialognya adalah prolog
bulan bagai sebuah dialog dalam komik
Bentuk bulatan tak sempurna
Dibagian sisinya bersudut tajam..
Dan didalamnya terdapat untaian kata
Dialognya adalah prolog
Berisikan antara tawa dan canda
Pecahan demi pecahan kata adalah perwakilan
Perwakilan atas isi hati sang cahaya malam
Dialognya terus berlanjut
Sekarang tak hanya sekedar lingkup nostalgia
Antara kisah drama kolosal
Dan asmara yang terpendam sejak lama
Ditemani gemerlapnya ourora di sisi timur
Dan kerlip-kerlip bintang
Mereka seakan mendengar keresahan bulan
Yang sekarang tampak meredup cahayanya
Bulan tak lagi benderang
Tak lagi seperti oase di padang pasir
Dia sekarang jauh lebih redup
Merayap berpindah dari timur ketepi cakrawala
Bulan terus meredup..
Seakan memberi salam perpisahan pada bumi
Bumi yang ia terangi semalaman
Yang ia anggap sebagai rutinitas
Sosoknya telah samar-samar ku lihat
Hingga lenyap oleh sang Fajar
Sang fajar yang selalu setia
Setia untuk mengantikan peran sang bulan