A.
Pelatihan
Pelatihan adalah setiap
usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang
sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaannya.
Pelatihan harus didesain
untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi yang ada pada waktu yang bersamaan
juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan.
Pengembangan
(development) menunjuk kepada kesempatan-kesempatan belajar (learning
opportunities) yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja.
Jadi, pelatihan langsung
berkaitan dengan performansi kerja, sedangkan pengembangan (development) tidak
harus. Pengembangan mempunyai skope yang lebih luas dibandingkan dengan
pelatihan.
Pelatihan
Dianggap Perlu apabila suatu organisasi mempunyai problema yang berkaitan
dengan pekerjanya dalam menentukan suatu pilihan. Pelatihan merupakan salah
satu pilihan yang paling mudah digunakan. Intinya kita bisa melatih orang dan
meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaannya, tetapi
umumnya orang kecewa bila berpikir bisa melatih orang untuk mengeluarkan lebih
banyak tenaga pada pekerjaannya.
B.
PelatihanPelatihan
dan Tahap-tahapnya
Tiga
tahap tersebut adalah :
a.
Penentuan
kebutuhan pelatihan
Tujuan penentuan kebutuhan
pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan
guna mengetahui data atau menentukan apakah perlu tidaknya pelatihan dalam
organisasi tersebut.
Pada tahap ini ada tiga macam
kebutuhan akan pelatihan:
a. General treatment need
b. Observable performance discrepancies
c. Future human resources needs
b. Observable performance discrepancies
c. Future human resources needs
b.
Mendesain program pelatihan
Ketepatan metode pelatihan tergantung pada tujuan
yang hendak dicapai identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja
harus mengetahui dan harus melakukan. Terdapat dua jenis sasaran yaitu
Knowledge-centered objectives dan performance-centered objectives.
C.
Metode pelatihan
Bernandin & Russell
mengelompokan metode pelatihan menjadi dua kategori, yaitu :
1.
Informational
methods
2.
Experiental
methods.
Informational methods menggunakan pendekatan
satu arah, melalui mana informasi disampaikan kepada para peserta oleh para
pelatih. Metode ini dipakai untuk mengajarkan hal-hal faktual, keterampilan,
atau sikap tertentu.
Experimental methods adalah metode yang
mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel, dan lebih dinamis, baik dengan
instruktur, dengan sesama peserta, dan langsung menggunakan alat-alat yang
tersedia. Ada beberapa prinsip umum bagi metode pelatihan.
Metode tersebut harus
memenuhi prinsip-prinsip:
1.
Memotivasi
para peserta pelatihan untuk belajar keterampilan yang baru
2.
Memperlihatkan
keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari
3.
Harus
konsisten dengan isi
4.
Memungkinkan
partisipasi aktif
5.
Memberikan
kesempatan berpraktekdan perluasan keterampilan
6.
Memberikan
feedback mengenai performansi selama pelatihan
7.
Mendorong
adanya pemindahan yang positif dari pelatihan ke pekerjaan
8.
Harus
efektif dari segi biaya
D.
Evaluasi efektifitas
program pelatihan
Pelatihan merupakan
suatu solusi yang tepat bagi permasahan organisasi, yaitu bahwa pelatihan
dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangn keterampilan. Tujuan dari tahap ini
adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai
sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan.
a.
Tipe-tipe
kriteria efektifitas program pelatihan
Program
pelatihan bisa dievaluasi berdasarkan informasi yang bisa diperoleh pada lima
tingkatan:
1. Reactions
2. Learning
3. Behavior
4. Organizational result
5.
Costs
efectivity
b.
Model
penilaian efektifitas pelatihan
Untuk mengetahui dampak
dari pelatihan itu secara keseluruhan terhadap hasil atau performansi seseorang
atau suatu kelonpok tertentu, umumnya menggunakan dua model penilaian
pelatihan, yakni:
·
Model
Uncontrolled, model ini biasanya tidak memakai kelompok pembanding dalam
melakukan dampak penilaian terhadap hasil atau performansi kerjanya.
·
Model
controlled, model yang dalam melakukan penilaian efektifitas program pelatihan
menggunakan sistem pembanding, yaitu membandingkan membandingkan hasil dari
orang dan atau kelompok yang mengikuti pelatihan terhadap hasil orang dan atau
kelompok yang tidak mengukuti pelatihan.
E.
Metode-metode Latihan dan
pengembangan tenaga kerja
1.
Metode
on the job, antaralain antara lain, yaitu:
a.
Coaching
dimana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan langsung kepada bawahan dalam
pelaksanaan pekerjaan rutin mereka.
b.
Planned
Progression, Yaitu pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang telah
ditetapkan melalui tingkatan-tingkatan orang yang berbeda.
c.
Penugasan
Sederhana, Dimana bawahan ditempatkan pada posisi-posisi manajemen tertentu untuk
jangka waktu tertentu pula.
d.
Rotasi
jabatan, Yakni pemindahan karyawan melalui jabatan-jabatan yang berbeda-beda.
e.
Sistem
penilaian prestasi formal.
2.
Metode
off the job, antara lain yaitu,:
a.
Program
pengembangan Eksekutif, dimana para manajer berpartisipasi dalam program-program yang dibuka
untuk umum melalui penggunann analisis kasus,simulasi dan metode pengajaran
lainnya.
b.
Latihan
Laboratorium, Dimana seorang belajar menjadi lebih sensitive terhadap orang
lain, lingkungan dan sekitarnya.
c.
Pengembangan
Organisasi, Menenkankan pada perubahan, pertumbuhan dan pengembangan organisasi
secara menyeluruh
F.
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan
Menurut Dole Yoder (dalam As’ad,
1998:67-70) agar pelatihan
dan pengembangan
dapat
berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan delapan faktor sebagai berikut, yaitu:
1. Individual Differences
Tiap-tiap individu
mempunyai ciri khas, yang berbeda satu sama lain, baik mengenai
sifatnya,
tingkah lakunya, bentuk badannya maupun dalam pekerjaannya.
Oleh karena itu, dalam merencanakan dan melaksanakan
suatu pelatihan
harus
diingat adanya perbedaan
individu
ini. Perbedaan dapat nampak pada waktu para karyawan mengerjakan suatu
pekerjaan
yang sama, dengan diperolehnya hasil yang berbeda.
2. Relation to job analysis
Tugas utama dari analisa
jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus dilaksanakan didalam
suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alat-alat apa yang
harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu.
Untuk memberikan pelatihan pada para karyawan terlebih dahulu harus
diketahui keahlian yang dibutuhkannya. Dengan demikian program dari
pelatihan
dapat di arahkan atau ditujuakan untuk mencapai keahlian itu. Suatu pelatihan
yang tidak disesuaikan dengan
bakat, minat dan lapangan kerja karyawan, berakibat merugikan
berbagai
pihak, yaitu karyawan, perusahaan dan masyarakat.
3. Motivation
Motivasi dalam pelatihan
ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong karyawan untuk
menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif yang
mendorongnya untuk melakukan tugas pekerjaannya.
4. Active Participation
Didalam pelaksanaan
pendidikan pelatihan para trainess
harus turut aktif mengambil
bagian di
dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang diberikan, sehingga akan menimbulkan kepuasan pada para trainess apabila saran-sarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai
bahan-bahan pertimbangan untuk
memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.
5. Selection of trainee
Pelatihan sebaiknya
diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat
untuk dapat
mengikuti latihan itu dengan berhasil. Dengan demikian apabila latihan
diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai minat, bakat dan pengalaman,
kemungkinan berhasil sedikit sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan
seleksi.
6. Selection of trainers
Berhasil atau tidaknya seseorang
melakukan tugas sebagai pengajar,
tergantung kepada ada tidaknya persamaan kualifikasi
orang
tersebut dengan kualifikasi yang tercantum dalam analisa jabatan
mengajar. Itulah sebabnya seorang trainer yang baik harus mempunyai
kecakapan-kecakapan
sebagai berikut:
1. Pengetahuan vak yang
mendalam dan mempunyai kecakapan vak
2. Mempunyai rasa tanggungjawab
dan sadar akan kewajiban
3. Bijaksana dalam segala
tindakan dan sabar
4. Dapat berfikir secara
logis
5.
Mempunyai
kepribadian yang menarik
7. Trainer Pelatihan
Trainer sebelum diserahi
tanggung jawab untuk memberikan pelajaran
hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga
pelatih. Dengan demikian salah satu asas yang penting dalam
pendidikan ialah agar para pelatih mendapatkan didikan sebagai
pelatih
8. Training Methods
Metode yang dipergunakan
dalam pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan.
Misalnya, pemberian
kuliah tidak sesuai untuk para karyawan pelaksana. Untuk karyawan pelaksana
hendaknya diberikan lebih banyak peragaan disamping pelajaran teoritis.
Artikel yang sangat keren gan. semoga bisa bermanfaat untuk semua. Amin
BalasHapusbagus ko dengan penjelasan nya
BalasHapussaya suka