A.
Pengertian Seleksi Dan Penempatan
Seleksi adalah suatu
rekomendasi atau suatu keputusan untuk menerima atau menolak seseorang calon
untuk pekerjaan tertentu berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk menjadi tenaga kerja yang berhasil
pada pekerjaannya.
Tugas
seleksi ialah menilai sebanyak mungkin calon untuk memilih seseorang atau
sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang paling memenuhi
persyaratan pekerjaan yang ditetapkan semula.
Penempatan
adalah suatu rekomendasi atau keputusan untuk mendistribusikan para calon pada
pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan suatu dugaan tentang
kemungkinan-kemungkinan dari calon untuk berhasil pada setiap pekerjaan yang
berbeda.
Tugas
dari penempatan adalah untuk menilai para calon dan untuk mencocokan
kualifikasi mereka dengan persyaratan yang telah ditetapkan semula dari setiap
pekerjaan.
Pada
seleksi sejumlah calon dinilai sejauh mana kesesuaian mereka (sejauh mana
mereka memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan semula) dengan
suatu pekerjaan. Pada penempatan setiap calon dinilai derajat kesesuaiannya
untuk sejumlah pekerjaan yang berbeda-beda. Dari jumlah calon dipilih sejumlah
orang yang dinilai secara keseluruhan paling sesuai untuk pekerjaan yang
berbeda-beda yang tersedia.
Dalam kaitannya dengan individual differences adalah setiap
individu mempunyai keunikan masing-masing, dan ini menjelaskan bahwaadanya perbedaan
antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
B. Tujuan seleksi dan penempatan tenaga kerja
Secara umum ada beberapa tujuan yaitu:
a.
Untuk
mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat.
b.
Untuk
mendapatkan tenaga kerja yang tepat.
c.
Mewujudkan
penempatan tenaga kerja yang layak, guna membantu realisasi tujuan negara.
d. Memperoleh tenaga kerja yang paling
efektif dalam menjalankan tugas-tugasnya.
C.
Prosedur Seleksi
Campbell, Dunnette, Lawler, Weick (1970) membahas 6
strategi seleksi atau strategi peramala yang didasarkan pada penggunaan dari
metode mekanikal atau klinikal dalam mengumpulkan dan mengolah data.
Pengumpulan data secara mekanikal ialah jika data
dikumpulkan berdasarkan pedoman-pedoman, peraturan-peraturan, dan prosedur yang
telah di tetapkan semula (misalnya tes atau alat ukur yang telah dikaji dan
dibakukan pengambilah, pengolahan, dan penilaiannya).
Pengumpulan data secara klinikal adalah jika data
dikumpulkan dengan cara yang lentur atau fleksibel dalam arti kata bahwa macam
data yang dikumpulkan dari seseorang, berbeda dengan data yang dikumpulkan dari
orang lain, tergantung pada orang (psikolog) yang mengumpulkan data tersebut.
Data yang dianggap perlu dikumpulkan dari seseorang dapat berbeda macamnya
dengan data yang dianggap perlu dikumpulkan dari orang lain (misalnya pada
wawancara seleksi dengan A, dirasakan perlu mengetahui lebih dalam tentang
hubungan antar anggota keluarga karna diduga berpengaruh besar pada prestasi
pekerjaannya kelak, sementara pada wawancara dengan B, dirasakan penting mengetahui
lebih banyak tentang prestasinya atau pengalaman organisasinya).
Pengolahan data secara mekanikal dilaksanakan sesuai dengan
peraturan atau penrhitungan statistic. Pengolahan data secara mekanikal dapat
dilakukan oleh seseorang yang bukan ahli dibidang psikologi, tetapi jika data
dilakukan secara klinikal, pengolahannya dilakukan oleh seorang ahli atau
psikolog yang beranggapan bahwa ia dapat lebih memperhatikan dan memanfaatkan
keseluruhan pola prilaku calon dalam rangka tuntutan pekerjaan. Berikut ini
uraian singkat dari setiap strategi:
1.
Interpretasi profil, data dikumpulkan mekanikal dan diolah secara
klinikal. Disini seorang ahli tanpa mengadakan wawancara dan mengamati atau
mengopservasi calon, menafsirkan pola atau “profil” dari score-score yang
diperoleh dari seperangkat tes.
2.
Statistical murni, data dikumpulkan dan diolah secara mekanikal. Suatu
contoh dari strategi ini ialah penggunaan dari informasi biografikal dan
score-score tes dalam suatu persamaan regresi ganda untuk meramalkan prestasi
kerja menejeril.
3.
Klinikal murni, pengumpulan dan pengolahan data berlangsung secara
klinikal. Disini seorang ahli mendasarkan pada peramalannya pada wawancara atau
observasi perilaku tanpa menggunakan informasi objektif. Laporan tertulis
tentang calon setelah ia diwawancara merupakan satu missal dari strategi ini.
4.
Pengharkatan perilaku (behavior rating), pengumpulan data dilakukan secara klinikal sedangkan pengolahannya
dilakukan secara mekanikal. Para ahli setelah mengobservasi perilaku
calon atau setelah mewawancarainya, meringkas kesan-kesannya dalam bentuk
pengharkatan pada satu atau lebih skala yang telah disediakan.
5.
Gabungan klinikal, pengumpuland ata dilakukan secara mekanikal dan
klinial sedangkan pengolahannya dilakukan secara klinikal. Hal ini merupakan
situasi klinikal yang paling sering dijumpai, dimana semua informasi dari
wawancara,m observasi dan skor tes dipasukan oleh seorang atau satu tim ahli
klinik untuk mengembangkan satu gagasan dan peramalan-peramalan perilaku
tentang seseorang calon.
6.
Gabungan mekanikal, data dikumpulakn secara mekanikal sedangkan
pengolahan data dilakukan secara mekanikal. Metode ini berbeda dengan gabungan
klinikal hanya dalam penggunaan dari aturan-aturan yang telah ditetapkan semula
(seperti persamaan regresi ganda) untuk mendapatkan peramalan-peramalan
perilaku final dari semua data yang tersedia.
Nilai
dari keenam strategi diteliti oleh Sawyer dan hasilnya dibahas secar ringkas
oleh Campbell dkk. Dari hasil penelitian Sawyer disimpulkan bahwa cara
pengolahan data secara mekanikal lebih baik dari cara pengolahan yang klinikal.
·
Kelebihan dari metode mekanikal
a.
metode ini lebih cermat dalam
menyatakan besarnya kemungkinan timbulnya satu taraf prilaku kerja tertentu.
b.
Metode ini menggunakan
pengetahuan yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman tentang
peramal-peramal yang tepat yang berkaitan dengan prilaku kerja yang
berbeda-beda.
·
Kelemahan dari metode mekanikal
a.
kesulitannya untuk mengadakan
kajian-kajian validasi.
b.
Ketidak mampuan untuk
memperhatikan perubahan-perubahan dinamis dalam pekerjaan dan kondisi
keorganisasian.
c.
Kesulitan untuk menggunakannya
dalam memperoleh keputusan yang sifatnya perorangan.
·
Keuntungan metode klinikal
a.
setiap orang ditangani dengan
cara yang lebih sesuai dengan dirinya.
b.
Psikolog dengan menggunakan
keterampilan khususnya dan pengalamannya dapat memperhatikan kondisi-kondisi
yang unik dan khusus untuk memperoleh data yang rinci.
·
Kelemahan metode klinikal
a.
derajat ketidak tepatan yang
berarti hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali pengetahuan sebelumnya
tentang ketepatan pengambilan keputusan mengenai diterima atau ditolaknya
tenaga kerja berdasarkan metode klinis.
b.
Berbagai macam masalah yang
timbul dari kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan prosedur yang tidak
dibakukan, yang subjektif, masalah dari pembentukan kesan-kesan, dan aturan
optimal untuk mengkombinasikan informasi dengan bentuk peramalan.
Di
Indonesia sendiri strategi yang pada umumnya digunakan ialah gabungan klinikal,
interpretasi profil, dan statistical murni (hanya digunakan untuk seleksi
berdasarkan tes bakat atau tes intelegensi saja).
D.
Peranan tes psikologi dan wawancara dalam proses seleksi tenaga kerja.
Tahapan penerimaan tenaga kerja
Perusahan-perusahaan dewasa ini telah cukup banyak menggunakan jasa
psikolog untuk membantu merekan menyeleksi tenaga kerja. Penggunaan pemeriksaan
psikologis atau psikotes mulai banyak dikenal pada permulaan tahun 60-an. Di
Indonesia proses penerimaan tenaga kerja berlangsung dalam 2 tahapan yang besar
yaitu pencarian calon tenaga kerja dan seleksi calon tenaga kerja.
Tahap 1: Pencarian calon tenaga kerja.
Pada tahap ini diusahakan agar jumlah calon tenaga kerja terkumpul
cukup banyak sehingga dapat dilakukan seleksi yang baik. Makin banyak calon
tenaga kerja, makin banyak kemungkinan mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi
persyaratan perusahaan. Pencarian calon tenaga kerja dilakukan melalui:
1.
Iklan
2.
pendekatan langsung ke
sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan.
3.
para tenaga kerjanya sendiri yang
mengajukan kenalan atau anggota keluarganya yang dapat mereka jamin ‘kebaikan’
pekerjaan mereka.
4.
pencari kerja melamar sendiri ke
perusahaan-perusahaan.
Tahap 2: Seleksi calon tenaga kerja.
Proses seleksi calon tenaga kerja diperusahaan di Indonesia bervariasi.
Namun secara garis besar seleksi berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1.
Tahap 1
Seleksi surat-surat
lamaran.
2.
Tahap 2
Wawancara awal. Dalam
tahapan ini calon diwawancarai oleh staf dibagian SDM, untuk mendapatkan
gambaran umum tentang kesesuaian calon dengan pekerjaan yang ia lamar. Kepada
calon diceritakan tentang pekerjaannya, apa yang diharapkan oleh calon, dan apa
yang di berikan oleh perusahaan kepada calon. Jika calon tetap bersedia dan
dinilai memenuhi persyaratan umum seperti umur tertentu, pendidikan tertentu,
maka ia dapat mengikuti tahap seleksi ketiga.
3.
Tahap 3
Ujian, psikotes,
wawancara. Tahap ini dapat dibagi dalam 3 subtahap yaitu (a) ujian: calon
mendapat ujian tertulis tentang pengetahuan dan keterampilannya dengan
pekerjaan yang dilamar. (b) psikotes: calon dievaluasi secara psikologi, yang
meliputi pemberian tes psikologi secara kelompok atau klasikal dan secara
perorangan dan wawancara. (c) wawancara: calon diwawancarai oleh pemimpin unit
kerja yang memerlukan tenaganya. Disini calon diwawancarai oleh atasan dari
jabatan yang akan ia duduki jika diterima. Atasan dapat melihat sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki calon tentang pekerjaan yang
ia lamar. Dalam tahap tiga ini dapat terjadi bahwa para calon mengikuti semua
subtahap atau hanya mengikuti subtahap berikutnya kalau dinilai memuaskan pada
subtahap sebelumnya.
4.
Tahap 4
Penilaian akhir. Pada
tahap ini hasil-hasil dari tahap sebelumnya dinilai secara keseluruhan untuk
sampai diambil keputusan akhir calon mana yang akan diterima atau ditolak. Para
calon yang diterima kemudian diminta untuk dites kesehatan umumnya. Hasil tes
kesehatan ini dan hasil-hasil dari tahapan sebelumnya kemudian digunakan
sebagai dasar penerimaan atau penolakan calon.
5.
Tahap 5
Pemberitahuan dan
wawancara akhir. Hasil penilaian pada tahap 4 diberitahukan kepada para calon.
Wawancara akhir dilakukan pada calon yang diterima, kemudian diterangkan
tentang berbagai kebijakan, terutama yang menyangkut kebijakan dalam bidang
SDM, seperti gaji dan imbalan lainnya. Jika calon tenaga kerja menyetujuinya,
ia dapat diterima pada perusahaan.
6.
Tahap 6
Penerimaan. Dalam tahap
ini para calon tenaga kerja mendapat surat keputusan diterima kerja pada
perusahaan dengan berbagai persyaratan kerja. Ada kalanya tenaga kerja diminta
untuk menandatangani sebuah kontrak kerja.
jika ada pertanyaan, atau hal-hal yang kurang jelas didalam tulisan SaYa.. mohon komentarnya ya..
dibawah ini..
jika ada pertanyaan, atau hal-hal yang kurang jelas didalam tulisan SaYa.. mohon komentarnya ya..
dibawah ini..
Terimaksih artikelnya bermanfaat bisa buat refrensi blog saya juga Salam Sukses dan sejahtera
BalasHapusKunjungi juga http://gomarketingstrategic.blogspot.co.id
terima kasih kunjungannya
BalasHapusbaiknya ditambahkan daftar pustaka
BalasHapus