Kenangan PKLI di AIDRAT ( Perusahaan air Minum Dalam kemasan ) yang berlokasi di PonPes SUNAN DRAJAT LAMONGAN
A. Pengertian
organisasi dan kelompok kerja
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon-alat)
adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama.
Menurut Tossi, Rizzo, dan Carroll, organisasi ialah “..
a group of people, working toward objectives, which develops and maintains
relatively stable and predictable behavior patterns, even though the
individuals in the organization may change. Usually we describe organization in
terms of how they differ on three dimensions : complexity, formalization, and
centralization.”
Organisasi terdiri dari kelompok orang-orang yang
bekerja dimana untuk mencapai tujuan organisasi dikembangkan dan dipertahankan
pola-pola perilaku tertentu yang cukup stabil dan dapat diperkirakan
sebelumnya. Pengembangan pola-pola tersebut akan tetap berlangsung meskipun
orang-orang yang berada dalam organisasi itu berganti. Ada tiga dimensi yang
penting dari organisasi, yaitu:
a. Kemajemukan
(complekxity)
Diartikan
sebagai beragamnya kegiatan, fungsi, dan jumlah lapis dalam organisasi.
b. Formalisasi
(formalization)
Mengacu
pada adanya kebijakan, prosedur, dan aturan yang membatasi pilihan dari para
anggotanya. Para anggota/tenaga kerjanya diharapkan berperilaku sesuai dengan
kebijakan, prusedur, dan aturan yang berlaku.
c. Pemusatan
(centralization)
Mengacu pada penyebaran dari daya (power), dan wewenang (authority). Ada dua tipe pemusatan,
yaitu: centralized organization (daya dan wewenang ada pada kedudukan
tertinggi dalam organisasi) dan decentralized organization (hak
dan tanggung jawab mengambil keputusan didelegasikan pada tingkat-tingkat yang
lebih rendah dari organisasi).
Menurut pendapat dari Likert, organisasi merupakan
sistem dari kelompok yang saling berkaitan. Kelompok yang saling berkaitan ini
kemudian dihubungkan oleh tenaga kerja yang menduduki jabatan kunci dan menjadi
anggota dari dua kelompok sekaligus, yang berfungsi sebagai pasak
penghubung antara kelompok-kelompok.
Sedangkan pengertian kelompok kerja menurut Robbins
adalah; “two or more individuals, interacting and interdependent, who come
together to achieve particular objectives.”
Kelompok terdiri dari dua atau lebih orang, yang
saling mempengaruhi dan saling tergantung, yang datang bersama-sama untuk
mencapai sasaran tertentu. Schein mengatakan bahwa kelompok adalah: “any number of people who interect
with one another, are psychologically awere of one another, and perceive
themselves to be a group.”
Kelompok adalah sejumlah orang yang berinteraksi
satu sama lain yang secara psikologikal sadar satu sama lain, dan
mempersepsikan diri sendiri sebagai bagian dari kelompok.
Dari definisi kelompok yang dikemukakan oleh Robbins
dan Schein dapat disimpulkan bahwa kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang
berinteraksi satu sama lain sekaligus mempersepsikan diri sendiri sebagai
bagian dari kelompok yang datang bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Jadi,
orang-orang yang berkumpul di kamar praktek dokter, atau orang-orang yang
berada dalam kereta sebagai penumpang tidak merupakan kelompok bagi Schein,
karena mereka tidak berinteraksi dan tidak melihat diri mereka sebagai
kelompok.
Kelompok
Kerja adalah sekumpulan orang, terdiri atas 2 anggota atau lebih yang :
1.
Mempunyai tujuan yang sama
2.
Mempunyai kepentingan sama
3.
Saling bekerjasama
4.
Saling berhubungan
5.
Memiliki rasa ikut bertanggung jawab
6.
Saling tergantung satu dengan lainnya
B. Teori-teori
organisasi dan kelompok kerja
Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik,
teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern. Dibawah ini adalah
penjelasannya
1. Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical
theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional yang berisi konsep-konsep
tentang organisasi mulai tahun 1800( abad 18).
Dalam teori ini,
organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai organisasi
yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi, serta
memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan tidak mengandung
kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai struktur
hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja
sama.
Ada 10 macam prinsip
organisasi diantaranya :
a. Prinsip penetapan tujuan yang jelas
b. Prinsip kesatuan perintah
c. Prinsip keseimbangan
d. Prinsip pendistribusian pekerjaan
e. Prinsip rentangan pengawasan
f. Prinsip pelimpahan wawasan
g. Prinsip departementasi
h. Prinsip penetapan pegawai yang tepat
i.
Prinsip
koordinasi
j.
Prinsip
pemberian balas jasa yang memuaskan.
Teori Klasik berkembang
dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori administrasi, dan manajemen
ilmiah.
a.
Teori
Birokrasi
Teori ini dikemukakan
oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan Spirit of Capitalism”. Karakteristik-karakteristik
birokrasi menurut Max Weber:
1.
Pembagian
Kerja yang jelas.
2.
Hirarki
wewenang yang dirumuskan secara baik
3.
Program
rasional dalam mencapai tujuan organisasi
4.
Sistem
prosedur bagi penanganan situasi kerja
5.
Sistem
aturan yang mencakup hak dan kewajiban posisi para pemegang jabatan
6.
Hubungan
antar pribadi yang bersifat impersonal.
b.
Teori
Administrasi
Teori ini sebagian
besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari
Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika. Henri Fayol mengemukakan dan
mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori ini yaitu:
1.
Pembagian
Kerja (Division of Work)
2.
Wewenang
dan Tanggung jawab
3.
Disiplin
4.
Kesatuan
perintah
5.
Kesatuan
pengarahan
6.
Mendahulukan
kepentingan umum dari pada pribadi
7.
Balas jasa
8.
Sentralisasi
9.
Rantai
scalar
10. Aturan
11. Keadilan
12. Kelanggengan personalia
13. Inisiatif
14. Semangat korps
c.
Manajemen
Ilmiah
Manajemen Ilmiah
dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor tahun 1900. Ada beberapa pendapat
tentang manajemen ilmiah, salah satunya adalah mengatakan manajemen ilmiah
merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan
masalah-masalah organisasi.
Taylor mengemukakan
empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi
perusahaan, yaitu:
1.
Menggantikan
metoda-metoda kerja dalam praktek dengan berbagai metoda yang dikembangkan atas
dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmiah dan benar.
2.
Mengadakan
seleksi, latihan-latihan dan pengembangan para karyawan secara ilmiah.
3.
Pengembangan
ilmu kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus
diintegrasikan.
4.
Untuk
mecapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para
karyawan.
Teori organisasi klasik
sepenuhnya hanya menguraikan anatomi organisasi formal. Dalam organisasi formal
ada empat unsure pokok yang selalu muncul, yaitu:
a. System Kegiatan yang terkoordinasi
b. Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan dan kepemimpinan
2. Teori Organisasi Neoklasik
Teori Neoklasik secara
sederhana dikenal sebagai aliran hubungan manusiawi(The Human Relation Movement).
Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Dasar teori ini adalah
menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu
maupun sebagai bagian kelompok kerjanya. Perkembangan teori neoklasik dimulai
dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari
tulisan Huga Munsterberg.
Percobaan-percobaan ini
dilakukan dari tahun 1924 sampai 1932 yang menandai permulaan perkembangan
teori hubungan manusiawi dan merupakan kristalisasi teori neoklasik. Pada akhirnya
percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja
kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian
kerja, teori neoklasik mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut:
a. Partisipai
b. Perluasan kerja
c. Manajemen bottom-up
3. Teori Organisasi Modern
Teori modern biasanya disebut juga sebagai
analisa sistem pada organisasi. Teori modern melihat bahwa semua unsur
organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya
mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan
dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka.
Teori modern dikembangkan tahun 1950, dalam
banyak hal yang mendalam teori modern dengan klasik berbeda, perbedaan tersebut
diantaranya:
a. Teori Klasik memusatkan pandangannya pada analisa
dan deskripsi organisasi, membicarakan konsep koordinasi, scalar dan vertikal.
b. Teori Modern menekankan pada perpaduan dan
perancangan menjadikan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh, lebih dinamis
dan lebih banyak variabel yang dipertimbangkan.
Dari semua teori ini,
tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna,
teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori
dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan
lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
Berdasarkan strukturnya, kelompok dapat dibedakan
menjadi kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal diberi batasan
oleh struktur organisasi, yang berisi rincian tugas-tugas dan tanggung jawab
tertentu, yang pelaksanaannya akan menuju ke tercapainya sasaran dan misi
keseluruhan organisasinya. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok dimana
tidak adanya batasan dari struktur organisasi. Kelompok informal terjadi secara
spontan antara sejumlah tenaga kerja sebagai jawaban terhadap kebutuhan
tertentu dari mereka.
Kelompok formal dapat dibedakan kedalam kelompok
komando dan kelompok tugas. Kelompok komando adalah kelompok yang ditentukan oleh
bagan organisasinya, terdiri dari para bawahan yang melapor secara langsung
kepada seorang manajer tertentu. Sedangkan kelompok tugas adalah kelompok yang
ditentukan oleh organisasi yang terdiri dari tenaga kerja yang bekerja bersama
untuk menyelesaikan pekerjaan. Berdasarkan batasan ini, maka kelompok komando
dapat pula disebut dengan kelompok tugas. Hanya saja kelompok tugas dapat
terdiri dari tenaga kerja yang berasal dari satuan-satuan kerja lain dalam
organisasi dan hanya bersifat sementara.
Ditinjau dari berasalnya para anggota, kelompok
informal dapat dibedakan menjadi kelompok informal mendatar, tegak, dan acak.
Pada kelompok informal mendatar, para anggotanya berasal dari pekerjaan pada
satuan kerja yang sama dan atau berbeda yang terletak pada taraf atau tingkat
organisasi yang sama. Sedangkan pada kelompok informal yang tegak, para
anggotanya berasal dari pekerjaan pada taraf atau tingkat organisasi yang
berbeda-beda. Untuk kelompok informal acak, para anggotanya berasal dari
pekerjaan pada satuan kerja yang sama dan atau berbeda yang terletak pada
tingkat organisasi yang sama dan/atau berbeda.
Berdasarkan alasannya menjadi anggota, kelompok
informal dapat dibedakan menjadi kelompok minat atau kepentingan dan kelompok
persahabatan. Pada kelompok informal berdasarkan minat atau kepentingan, para
anggotanya memiliki minat atau kepentingan yang sama. Misalnya minat pada
bidang olahraga yang sama, minat pada kesenian yang sama, dan lain-lain. Dapat
juga para anggotanya mempunyai kepentingan yang sama. Misalnya masing-masing
anggotanya merasa perlu mendalami atau menguasai keterampilan khusus yang sama
yang dirasakan perlu untuk masa depan mereka. Sedangkan pada kelompok informal
persahabatan para anggotanya merasa saling tertarik, merasa saling cocok dengan
ciri, dan sifat yang dimiliki masing-masing. Mereka memiliki nilai, pandangan,
dan kebiasaan yang sama. Misalnya gank-gank pada remaja-remaja dan mahasiswa.
Dalam
suatu organisasi atau kelompok kerja yang ter identifikasi sebagai sebuah
manifestasi dalam perubahan
C. Penerapan
prinsip-prinsip psikologi dalam organisasi dan kelompok kerja
Psikologi dalam dunai industri tidak lepas dari
mempelajari psikologi dalam organisasi, karena industri merupakan suatu
organisasi. Dalam kaitan psikologi industri dan organisasi, psikologi hanya
dikaitkan dengan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai sumber daya
dalam organisasi.
Sampai dengan Perang Dunia ke 2 psikologi industri
(belum ada tambahan organisasi) kegiatan utamanya merupakan metode, fakta dan
prinsip-prinsip psikologi pada manusia sebagai tenaga kerja. Setelah itu,
psikologi industri dan organisasi menjadi ilmu mandiri dengan
kegatan-kegiatannya antara lain ; melaksanakan penelitian ilmiah dalam
kaitannya dengan peran/perilaku manusia dalam organisasi, dan organisasi itu
sendiri, mengembangkan teori-teori dan menguji kebenarannya, serta menerapkan
penemuan-penemuan baru.
Psikologi industri dan organisasi terus diupayakan
penggunannya untuk kepentingan dan kemanfaatan semua pihak yang terkait dan harus
diupayakan agar dalam penerapannya tidak terjadi penafsiran yang keliru.
Perilaku manusia yang dipelajarai meliputi
kegiatan-kegiatan seperti berjalan, berbicara, melompat, menulis, dan
sebagainya. Termasuk kegiatan yang tidak dapat diamati secara langsung seperti
; berfikir, motivasi dan lain-lain.
Dalam pengamatan yang lebih sempit lagi, dilakukan
melalui kelompok atau divisi dalam pekerjaan. Sejauh mana dampak satu kelompok
atau unit kerja terhadap perilaku seorang tenaga kerja dan sebaliknya. Sejauh
mana struktur, pola dan jenis organisasi mempunyai pengaruh terhadap para
tenaga kerjanya, terhadap sekelompok tenaga kerja, terhadap seseorang tenaga
kerja. Bagaimana perilaku manusia sebagai pekerja dalam setiap kelompok,
bagaimana mengembangkan kelompok dalam organisasi dan bagaimana mengembangkan
organisasi itu sendiri.
Selain mempelajari perilaku manusia sebagai pekerja,
psikologi industrin dan organisasi juga mempelajari manusia sebagai konsumen.
Perilaku manusia dipelajari di dalam lingkungan kerja, didalam melaksanakan
tugas pekerjaannya. Manusia dipelajari dalam interaksinya (hubungan timbale
balik dan saling mempengaruhi) dengan pekerjaannya, dengan lingkungan kerja
fisiknya, dengan lingkungan social di pekerjaannya.
Jika sebagai tenaga kerja manusia menjadi anggota
organisasi industrinya, maka sebagai konsumen manusia menjadi pengguna (user)
dari produk atau jasa dari oerganisasi industri.
0 komentar :
Posting Komentar