Zona Bisnis

Subscribe:

Sabtu, 29 Desember 2012

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA KERJA



A.                            Pelatihan
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.

Pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi yang ada pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan.
Pengembangan (development) menunjuk kepada kesempatan-kesempatan belajar (learning opportunities) yang didesain guna membantu pengembangan para pekerja.
Jadi, pelatihan langsung berkaitan dengan performansi kerja, sedangkan pengembangan (development) tidak harus. Pengembangan mempunyai skope yang lebih luas dibandingkan dengan pelatihan.
Pelatihan Dianggap Perlu apabila suatu organisasi mempunyai problema yang berkaitan dengan pekerjanya dalam menentukan suatu pilihan. Pelatihan merupakan salah satu pilihan yang paling mudah digunakan. Intinya kita bisa melatih orang dan meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan pekerjaannya, tetapi umumnya orang kecewa bila berpikir bisa melatih orang untuk mengeluarkan lebih banyak tenaga pada pekerjaannya.

B.                             PelatihanPelatihan dan Tahap-tahapnya
Tiga tahap tersebut adalah :
a.          Penentuan kebutuhan pelatihan
               Tujuan penentuan kebutuhan pelatihan ini adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan guna mengetahui data atau menentukan apakah perlu tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
               Pada tahap ini ada tiga macam kebutuhan akan pelatihan:
a. General treatment need
b. Observable performance discrepancies
c. Future human resources needs
b.         Mendesain program pelatihan
               Ketepatan metode pelatihan tergantung pada tujuan yang hendak dicapai identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja harus mengetahui dan harus melakukan. Terdapat dua jenis sasaran yaitu Knowledge-centered objectives dan performance-centered objectives.
C.                            Metode pelatihan
Bernandin & Russell mengelompokan metode pelatihan menjadi dua kategori, yaitu :
1.      Informational methods
2.      Experiental methods.
Informational methods menggunakan pendekatan satu arah, melalui mana informasi disampaikan kepada para peserta oleh para pelatih. Metode ini dipakai untuk mengajarkan hal-hal faktual, keterampilan, atau sikap tertentu.
Experimental methods adalah metode yang mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel, dan lebih dinamis, baik dengan instruktur, dengan sesama peserta, dan langsung menggunakan alat-alat yang tersedia. Ada beberapa prinsip umum bagi metode pelatihan.
Metode tersebut harus memenuhi prinsip-prinsip:
1.            Memotivasi para peserta pelatihan untuk belajar keterampilan yang baru
2.            Memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari
3.            Harus konsisten dengan isi
4.            Memungkinkan partisipasi aktif
5.            Memberikan kesempatan berpraktekdan perluasan keterampilan
6.            Memberikan feedback mengenai performansi selama pelatihan
7.            Mendorong adanya pemindahan yang positif dari pelatihan ke pekerjaan
8.            Harus efektif dari segi biaya

D.                            Evaluasi efektifitas program pelatihan
Pelatihan merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasahan organisasi, yaitu bahwa pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangn keterampilan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menguji apakah pelatihan tersebut efektif di dalam mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan.
a.                                           Tipe-tipe kriteria efektifitas program pelatihan
Program pelatihan bisa dievaluasi berdasarkan informasi yang bisa diperoleh pada lima tingkatan:
1.      Reactions
2.      Learning
3.      Behavior
4.      Organizational result
5.      Costs efectivity
b.                                          Model penilaian efektifitas pelatihan
Untuk mengetahui dampak dari pelatihan itu secara keseluruhan terhadap hasil atau performansi seseorang atau suatu kelonpok tertentu, umumnya menggunakan dua model penilaian pelatihan, yakni:
·         Model Uncontrolled, model ini biasanya tidak memakai kelompok pembanding dalam melakukan dampak penilaian terhadap hasil atau performansi kerjanya.
·         Model controlled, model yang dalam melakukan penilaian efektifitas program pelatihan menggunakan sistem pembanding, yaitu membandingkan membandingkan hasil dari orang dan atau kelompok yang mengikuti pelatihan terhadap hasil orang dan atau kelompok yang tidak mengukuti pelatihan.
E.                             Metode-metode Latihan dan pengembangan tenaga kerja
1.        Metode on the job, antaralain antara lain, yaitu:
a.       Coaching dimana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan langsung kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan rutin mereka.
b.      Planned Progression, Yaitu pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang telah ditetapkan melalui tingkatan-tingkatan orang yang berbeda.
c.       Penugasan Sederhana, Dimana bawahan ditempatkan pada posisi-posisi manajemen tertentu untuk jangka waktu tertentu pula.
d.      Rotasi jabatan, Yakni pemindahan karyawan melalui jabatan-jabatan yang berbeda-beda.
e.       Sistem penilaian prestasi formal.
2.        Metode off the job, antara lain yaitu,:
a.       Program pengembangan Eksekutif, dimana para manajer berpartisipasi dalam program-program yang dibuka untuk umum melalui penggunann analisis kasus,simulasi dan metode pengajaran lainnya.
b.      Latihan Laboratorium, Dimana seorang belajar menjadi lebih sensitive terhadap orang lain, lingkungan dan sekitarnya.
c.       Pengembangan Organisasi, Menenkankan pada perubahan, pertumbuhan dan pengembangan organisasi secara menyeluruh
F.                             Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan
Menurut Dole Yoder  (dalam As’ad,  1998:67-70)  agar  pelatihan  dan  pengembangan dapat berhasil dengan baik, maka harus diperhatikan delapan faktor sebagai berikut, yaitu:
1.      Individual Differences
            Tiap-tiap individu mempunyai ciri khas, yang berbeda satu sama lain, baik mengenai sifatnya, tingkah lakunya, bentuk badannya maupun dalam pekerjaannya. Oleh  karena itu, dalam merencanakan  dan  melaksanakan  suatu  pelatihan harus diingat  adanya perbedaan individu ini. Perbedaan dapat nampak pada waktu para karyawan mengerjakan suatu pekerjaan yang sama, dengan diperolehnya hasil yang berbeda.
2.      Relation to job analysis
            Tugas utama dari analisa jabatan untuk memberikan pengertian akan tugas yang harus dilaksanakan didalam suatu pekerjaan, serta untuk mengetahui alat-alat apa  yang  harus dipergunakan dalam menjalankan tugas itu. Untuk memberikan pelatihan pada para karyawan terlebih dahulu harus diketahui keahlian yang dibutuhkannya. Dengan demikian program dari pelatihan dapat di arahkan atau ditujuakan untuk mencapai keahlian itu. Suatu pelatihan yang tidak  disesuaikan  dengan  bakat, minat dan lapangan  kerja  karyawan, berakibat merugikan berbagai pihak, yaitu karyawan, perusahaan dan masyarakat.
3.      Motivation
            Motivasi dalam pelatihan ini sangat perlu sebab pada dasarnya motif yang mendorong karyawan untuk menjalankan pelatihan tidak berbeda dengan motif  yang  mendorongnya untuk melakukan tugas pekerjaannya.
4.      Active Participation
            Didalam pelaksanaan pendidikan pelatihan para  trainess harus  turut aktif mengambil bagian di dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang  diberikan, sehingga akan menimbulkan  kepuasan pada para trainess apabila  saran-sarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahan-bahan pertimbangan untuk  memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.
5.      Selection of trainee
            Pelatihan sebaiknya diberikan kepada mereka yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan itu dengan berhasil. Dengan demikian apabila latihan diberikan kepada mereka yang tidak mempunyai minat, bakat dan pengalaman, kemungkinan berhasil sedikit sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan seleksi.
6.      Selection of trainers
            Berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas sebagai  pengajar, tergantung kepada ada tidaknya persamaan kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum dalam analisa jabatan mengajar. Itulah sebabnya seorang trainer yang baik harus mempunyai kecakapan-kecakapan sebagai berikut:
1.      Pengetahuan vak yang mendalam dan mempunyai kecakapan vak
2.      Mempunyai rasa tanggungjawab dan sadar akan kewajiban
3.      Bijaksana dalam segala tindakan dan sabar
4.      Dapat berfikir secara logis
5.      Mempunyai kepribadian yang menarik
7.      Trainer Pelatihan
            Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan pelajaran  hendaknya telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi tenaga pelatih. Dengan demikian salah satu asas yang penting dalam pendidikan ialah agar para pelatih mendapatkan didikan sebagai pelatih
8.      Training Methods
Metode yang dipergunakan dalam pelatihan harus sesuai dengan jenis pelatihan yang diberikan. Misalnya, pemberian kuliah tidak sesuai untuk para karyawan pelaksana. Untuk karyawan pelaksana hendaknya diberikan lebih banyak peragaan disamping pelajaran teoritis.

2 komentar :

  1. Artikel yang sangat keren gan. semoga bisa bermanfaat untuk semua. Amin

    BalasHapus
  2. bagus ko dengan penjelasan nya
    saya suka

    BalasHapus